TINANGKUNG, klikbanggai.com – Warga Desa Saiyong, Kecamatan Tinangkung, Kabupaten Banggai Kepulauan, dibuat resah dengan maraknya aktivitas bongkar muat Bahan Bakar Minyak (BBM) dan semen di area Pelabuhan Ferry Saiyong.
Pasalnya, pelabuhan yang sejatinya dibangun untuk menunjang transportasi penumpang itu kini dimanfaatkan oleh sejumlah perusahaan untuk keperluan logistik, tanpa kejelasan kontribusi bagi desa setempat.
“Pelabuhan ferry itu aset bersama, dibangun untuk memperlancar arus orang dan kendaraan. Tapi sekarang mulai digunakan untuk bongkar muat BBM dan semen. Ini rawan sekali, baik dari sisi keselamatan maupun potensi kerusakan fasilitas,” tegas Kepala Desa Saiyong, Abd. Jalil Tangkudung, S.H., M.H., saat dikonfirmasi klikbanggai.com
Jalil menyebutkan bahwa masyarakat khawatir penggunaan pelabuhan untuk aktivitas yang tidak sesuai peruntukannya akan mempercepat kerusakan infrastruktur, sekaligus membahayakan pengguna pelabuhan, mengingat BBM adalah bahan mudah terbakar.
“Ini pelabuhan penumpang, bukan terminal logistik. Apalagi BBM, itu bahan berbahaya. Kalau sampai ada kecelakaan, siapa yang tanggung jawab?” sorotnya.

Yang juga menjadi perhatian, lanjut Jalil, adalah soal minimnya kontribusi perusahaan yang melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut. Menurutnya, hingga kini tidak ada kontribusi langsung yang diberikan ke Desa Saiyong, padahal lalu lintas logistik mereka melibatkan fasilitas publik yang berdiri di atas wilayah desa.
“Kami ini hanya kebagian dampaknya, bukan manfaatnya. Perusahaan-perusahaan ini pakai pelabuhan, tapi desa kami tidak dapat apa-apa. Bahkan sekadar koordinasi pun minim,” tambah Jalil.
Lebih jauh, dirinya juga mengaku tengah menyusun waktu yang tepat untuk bertolak ke Palu dalam rangka menyampaikan langsung persoalan ini ke Gubernur Sulawesi Tengah.
“Saya sedang cari waktu ke Palu untuk lapor langsung ke Pak Gubernur. Ini harus ditertibkan, sebelum masyarakat yang turun tangan,” tutupnya.
**MSG/Redaksi.